INIBANTEN.COM – Sebagai lembaga pendidikan, Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Kota Tangerang Selatan (SMPN 5 Tangsel) selalu berupaya meningkatkan kreativitas dan prestasi peserta didiknya.
Untuk mencapai tujuan itu, sekolah yang beralamat di Jalan Mawar Kelurahan Pondok Kacang Timur Kecamatan Pondok Aren Kota Tangsel ini menempatkan kegiatan literasi dan kokulikuler sebagai program andalan.
“Di SMP 5 ini kita baru saja mengadakan kegiatan pembiasaan. Pembiasaan itu ada pembiasaan literasi, setiap hari Selasa, di jam pertama, dan itu mengambil jam pembelajaran satu jam. Kemudian ada kegiatan kokulikuler. Itu kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan prestasi di SMP 5 Kota Tangerang Selatan,” ungkap Kepala SMPN 5 Tangsel, Slamet Afandi, pada Senin (29/09/2025).
Menurut Slamet, kegiatan-kegiatan itu dilakukan setiap dua bulan dengan tema yang berbeda-beda untuk tiap-tiap kelas. Di akhir kegiatan ada pentas Gebyar Literasi dan Kokulikuler yang menampilkan hasil kreasi para peserta didik.
“Minat dan bakat kita tampilkan. Jadi mereka tidak hanya berkreasi, juga tampil di depan umum untuk meningkatkan rasa percaya diri,” jelas Slamet.
Lebih rinci, guru Bina Prestasi SMPN 5 Tangsel, Eti Nurdianti, menjelaskan program literasi memiliki tema berbeda untuk setiap jenjang kelas. Di kelas 7 ada kegiatan literasi membaca, seperti mendongeng dan lain sebagainya.
Sementara di kelas 8 ada kegiatan literasi sains. Pada tema ini, peserta didik diajak membuat karya ilmiah dan berbagai percobaan sains.
“Jadi pertama mereka membuat pop-up yang berhubungan dengan sains. Jadi mereka mencari penemu-penemu sains yang mereka ketahui, kemudian dibikin sebagai pop-up atau buku,” jelas Eti.
“Kemudian ada percobaan sains. Jadi setiap kelas melakukan percobaan sains untuk nanti dipilih percobaan mana dari 10 kelas itu yang terbaik,” tambahnya.
Ada pun untuk kelas 9, tema yang dipilih adalah literasi budaya. Di jenjang ini para peserta didik didorong untuk menampilkan kreasi bermain peran dengan lakon cerita-cerita rakyat Nusantara.
“Literasi budaya itu nanti mereka semua diminta untuk melaksanakan atau membuat drama cerita-cerita rakyat. Jadi di-video-kan kemudian di-upload di YouTube. Nanti juga kita cari cerita terbaik dan peran terbaik,” jelas Eti lebih lanjut.
Begitu juga dengan kokulikuler. Eti membeberkan kegiatan ini juga dibagi tiga tema untuk masing-masing jenjang kelas. Senam kreasi untuk kelas 7, daur ulang barang bekas untuk kelas 8, dan robotik untuk kelas 9.
Pada senam kreasi, para peserta didik didorong menciptakan kreasi dengan memadukan gerakan antara senam dan tradisi budaya Indonesia. “Namanya Senam Kreasi Nusantara,” kata Eti.
“Terus untuk daur ulang, per kelas juga dibagi beberapa tema. Misalkan untuk kelas 8.1 mendaur ulang dengan kardus, 8.2 dengan tutup botol, 8.3 dengan botol bekas atau tekstil bekas gitu,” imbuhnya.
Sama seperti literasi, menurut Eti, karya-karya peserta didik dari kegiatan kokulikuler ini juga akan dipentaskan di setiap akhir masa program.
Dengan yakin Eti mengungkapkan, lebih dari 1.400 murid yang mengisi 30 kelas di SMPN 5 Tangsel, sebagian besarnya sangat senang dan antusias mengikuti kegiatan-kegiatan pengembangan kreativitas dan prestasi tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil refleksi yang dilakukan setelah kegiatan gebyar atau pementasan.
“Jadi kita melakukan refleksi. Dari refleksi itu kita bisa baca-baca refleksi tentang kegiatan. Jadi anak-anak sangat antusias. Jadi bisa tahu anak yang mendongengnya bagus, bisa membangung suasana. Terus percobaan itu menarik, jadi mereka tahu, kayak kemarin contohnya percobaan gunung meletus, ‘Oh, ternyata gunung meletus itu dari gini.’ Terus ada yang balon, menghasilkan gas bisa dari cuka dan soda kue. Jadi anak-anak sangat antusias,” tegasnya. [Adv]