INIBANTEN.COM – Sekitar empat tahun yang lalu, Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Kota Tangerang Selatan (SMPN 12 Tangsel) masih sering disebut sebagai sekolah yang seram, gelap, dan kumuh.

Bagaimana tidak, hampir setiap hari ada saja siswa yang mengalami kesurupan. Namun sekarang wajah suram itu telah berganti 180 derajat menjadi lebih nyaman dan tenang bahkan jadi salah satu sekolah unggulan berkat adanya kelas khusus yang diberi nama Kelas Tahfiz.

Sesuai namanya, Kelas Tahfiz diperuntukkan bagi siswa yang berkeinginan kuat menjadi penghafal Kitab Suci Al Qur’an. Penggagasnya adalah Ustadz Anshari yang saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) SMPN 12 Tangsel.

Di Kelas Tahfiz, siswa yang ingin menghafal Al Qur’an dari kelas 7, 8, dan 9 dikumpulkan menjadi satu. Mereka mendapat materi khusus terkait hafalan Al Qur’an, seperti tajwid, tahsin, dan Bahasa Arab, lebih banyak dari materi umum.

Sementara untuk empat mata pelajaran utama: matematika, IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia, mereka mendapat bimbingan langsung dari guru senior.

“Materi-materi yang lain, kita minta anak-anak minta tugas kepada guru-guru yang bersangkutan,” jelas Anshari saat ditemui pada Senin (29/09/2025).

Sementara untuk jam masuk dan pulang sekolah, tidak ada perbedaan antara Kelas Tahfiz dan kelas reguler lainnya.

Ide Awal Hadirnya Kelas Tahfiz

Ustadz Anshari bukan nama baru di dunia penghafalan Al Qur’an. Sejak 2009 ia sudah terlibat di Pondok Pesantren Al Qur’aniyyah Tangsel. Pengalamannya tak main-main, sekitar 10 tahun jadi Kepala Sekolah SMP Al Qur’aniyyah dan 4 tahun jadi Kepala Sekolah SMA Al Qur’aniyyah.

Pada 2023, saat mutasi ke SMP negeri, Anshari mendapat tantangan mendirikan Rumah Tahfiz di setiap SMP negeri di Kota Tangsel. Tapi rencana besar ini gagal karena program hafalan Al Qur’an hanya masuk dalam salah satu kegiatan ekstrakulikuler.

“Sudah jalan di salah satu SMP negeri. Nah, ketika sudah ditunjuk satu sekolah itu, saya datang, saya cek bagaimana prosesnya, bagaimana prosedurnya. Ternyata tidak mungkin bisa tercapai targetnya kalau hanya sebatas ekskul,” ungkap Anshari.

Anshari berpikir harus ada kelas khusus bagi penghafal Al Qur’an. Maka ia sampaikan pemikirannya ini kepada Kepala SMPN 12 Tangsel Mulmis Wariyanti. Bak gayung bersambut, ternyata sang Kepala Sekolah setuju untuk membuat Kelas Tahfiz. Kelas khusus bagi siswa kelas 7, 8, dan 9 yang ingin menghafal Al Qur’an.

“Ketika Beliau setuju, langsung kita bahas bagaimana mengeksekusi itu. Dan, alhamdulillah, dalam waktu enam bulan, kita sudah bisa menghasilkan anak SMP negeri hafal tiga juz,” ungkapnya.

Demikianlah Kelas Tahfiz SMPN 12 Tangsel akhirnya berjalan dalam waktu enam bulan pada tahun pertamanya. Dan kini pada tahun 2025 telah memasuki tahun keempat.

Syarat Masuk Kelas Tahfiz

Empat tahun berjalan, Kelas Tahfiz SMPN 12 Tangsel selalu mengalami peningkatan jumlah peserta. Hal ini menunjukkan betapa antusiasnya warga sekolah yang beralamat di Jalan Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel, ini menyambut kehadiran kelas khusus tersebut.

“Alhamdulillah, ada peningkatan terus. Pertama kita 23 peserta, dari kelas 7, 8, 9. Tahun kedua kita naik 26. Tahun ketiga 33. Dan tahun ini paling banyak. Tahun ini ada 41 siswa,” kata Anshari.

Namun ternyata ada syarat khusus juga untuk dapat mengikuti kelas khusus ini. Menurut Anshari, syarat pertama adalah harus ada keinginan yang kuat dari calon peserta untuk mengikuti Kelas Tahfiz.

Setelah itu, syarat kedua adalah lancar membaca Al Qur’an. Syarat ini merupakan bagian terpenting untuk mempermudah proses penghafalan.

“Karena, kalau misalnya tidak lancar, bagaimana mau menghafal, baca saja gak bisa? … Ketika sudah lancar baru masuk Kelas Tahfiz. Karena nanti akan mengganggu dia juga. Mengganggu mentalnya juga. Yang lain sudah cepat, ko’ dia masih di situ-situ juga, belum hafal. Kan mengganggu juga?” ungkap Anshari.

Yang ketiga adalah syarat alternatif, yakni diutamakan bagi mereka yang sudah punya modal hafalan Al Qur’an.

“Rata-rata, kan, SD-SD negeri maupun swasta Juz 30 banyak yang sudah menargetkan itu. Itu yang lebih diutamakan. Karena memang kelasnya juga terbatas, jangan sampai kita buka sebanyak-banyaknya, nanti malah tidak terkontrol,” jelas Anshari.

Perubahan dari Seram Jadi Unggulan

Anshari mengakui, sejak adanya Kelas Tahfiz, ditambah tradisi baru doa dan murotal bersama sebelum jam pelajaran dimulai yang digagas Kepala Sekolah Mulmis Wariyanti, suasana di SMPN 12 Tangsel kini terasa lebih nyaman dan tenang.

“Ketika ini belum dijalankan, sekolah agak gelap, ada sedikit seram, ada sedikit kumuh, kemudian banyak juga yang kesurupan, hampir setiap hari ada yang kesurupan, ketika itu tidak dilaksanakan. Dan, alhamdulillah, dengan adanya murotal udah jalan keempat tahun ini, ditambah juga Tahfiz yang sudah jalan empat tahun, ini ternyata sekarang Alhamdulillah, nyaman, tenang, bahkan ada beberapa orang mengatakan sekolah SMP 12 bagus, masuk unggulan,” kata Anshari.

Terbukti, bermodalkan sertifikat hafalan Al Qur’an, jebolan SMPN 12 Tangsel kini dapat melanjutkan ke sekolah unggulan lewat jalur prestasi.

Untuk mengeluarkan sertifikat hafalan Al Qur’an tersebut, Kelas Tahfiz bekerja sama dengan Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI), lembaga profesional yang keluaran sertifikatnya telah mendapat pengakuan di tingkat nasional.

“Tahun pertama, kita ada dua anak hafal tiga juz, dia bisa langsung diterima di SMA 5 dengan sertifikat tadi. Di tahun yang kedua, kita ada empat orang, tiga orang bisa diterima di SMA 5, satu orang di SMA 11. Itu rata-rata tiga juz, empat juz. Dan tahun yang kemarin itu ada delapan orang yang lulus untuk program Tahfiz, ada tiga orang ke SMA 5, satu orang ke SMK 2, satu orang lagi di terima di Pesantren Ar Royyan Bogor. [Yang disebut terakhir] itu 100 persen gratis,” beber Anshari.

Mimpi Bangun Boarding

Tahun pertama Kelas Tahfiz berjalan, yang berlangsung selama enam bulan, telah berhasil meluluskan siswa yang hafal 1-2 juz Al Qur’an. Tahun kedua naik jadi 4-5 juz. Dan tahun ketiga meningkat lagi menjadi 6-7 juz.

Ke depan, Anshari berharap dapat membangun boarding (asrama) untuk Kelas Tahfiz ini. Dengan demikian kemampuan hafalan peserta didiknya dapat dimaksimalkan hingga satu Al Qur’an penuh atau 30 juz.

“Ini, kan, setiap tahun kita punya target tiga bulan satu juz. Kalau satu tahun sekitar tiga juz. Nah, rencana kita mau bikin boarding. Ketika ada boarding, dengan harapan satu bulan satu juz. Kalau satu bulan satu juz, maka satu tahun kita bisa minimal 10 juz. Kalau minimal 10 juz, maka tiga tahun dia lulus SMP bisa [hafal] 30 juz,” terangnya.

Demikianlah kisah tentang Kelas Tahfiz di SMPN 12 Tangsel, menjadi kelas khusus penghafal Al Qur’an pertama yang ada di SMP negeri di Kota Tangsel.

“Ini belum pernah ada di Tangerang Selatan, yang ada Kelas Tahfiz. Bahkan bukan hanya di Tangerang Selatan, di Banten pun belum yang ada Kelas Tahfiz-nya seperti di SMP 12,” kata Anshari bangga. [Adv]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini