Kepala Sekolah SMPN 22 Tangsel Susanti Ekapriyanti

INIBANTEN.COM – “Terwujudnya warga sekolah yang berakhlak mulia, berprestasi, berpikir global, dan berwawasan lingkungan.” Demikian visi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 22 Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Tampak jelas wawasan lingkungan menjadi nilai penting yang harus dimiliki warga SMPN 22 Tangsel di samping akhlak mulia, prestasi akademik dan non akademik, serta wawasan global.

Bagaimana tidak, bangunan SMPN 22 Tangsel memang terletak di Kawasan yang memiliki tantangan lingkungan yang tidak ringan. Sekolah yang beralamat di Jalan Nurul Ikhlas Gang Vhoris, Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangsel, ini berdiri di kawasan bekas rawa yang rawan banjir.

“Kami berada di pojokan, paling akhir, lalu paling rendah. Kalau daerah lain, Bogor/Jakarta, hujan, imbasnya suka ke sini, banjir,” Kata Kepala Sekolah SMPN 22 Tangsel Susanti Ekapriyanti, saat ditemui di kantornya pada Selasa (18/03/2025).

Namun ternyata tantangan itu tak menghalangi SMPN 22 Tangsel meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional 2023. Artinya SMPN 22 Tangsel dinilai sebagai sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, bersih, dan indah, serta mendorong kesadaran dan partisipasi warga sekolah dalam menjaga lingkungan.

Program Adiwiyata merupakan inisiatif Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mendorong sekolah menjadi lembaga pendidikan yang peduli lingkungan. Secara internasional program semacam ini dikenal dengan nama Green School.

Menurut Susanti, selain memiliki green house, bank sampah, dan Laskar Lingkungan Muda (Lalida), kesigapan sekolah menghadapi banjir juga menjadi penentu sekolah yang dipimpinnya itu berhasil meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional.

“[Kami harus selalu siap] mengevakuasi barang-barang. Jadi kami tidak pernah naruh barang-barang seperti file-file di bawah, harus 1 meter, kalau di dalam ruangan itu 1 meter. Lalu kalau ada banjir, siap-siap untuk memulangkan siswa…. Kan kita punya tandon, tandon itu kalau sudah naik [airnya], meluap, berarti ini [banjir sudah mau datang]. Kadang juga dari jalan, kan jalan lebih tinggi dari sekolah, jadi masuk,” jelas Susanti.

“Kita harus dalam keadaan sigap. Ketika banjir sudah mulai tanda-tanda, kita lihat debit air yang masuk, siap-siap, ini diangkut, itu kulkas saya masih bertengger di atas, bekas kemarin, belum diturunin, jadi bukan karena biar kelihatan Bapak-Bapak,” tambahnya sambil berkelakar.

Walau sejauh ini banjir bisa dihadapi dan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar, Susanti tetap berharap ke depan sekolah dan lingkungan sekitarnya dapat terbebas dari banjir. Untuk itu dia berharap pihak-pihak terkait dapat membantu dengan membangun turap atau cara lainnya yang dapat mengatasi banjir.

“Inikan menyangkut keselamatan anak, menyangkut Kesehatan. Kan kalau habis banjir itu baunya, bau lumpur kan, lalu untuk kesehatan anak juga. Lalu kalau tiba-tiba lagi belajar air naik kan kami di sini was-was. Bulan kapan ya, lagi siang-siang, terang benderang, dapat kiriman, air meluap,” kata Susanti mengungkap curahan hatinya.

Selain wawasan lingkungan, ungkap Susanti, pihaknya juga terus mendorong warga sekolah meraih pencapaian lain sesuai visi SMPN 22 Tangsel. Contohnya mendorong peserta didik meraih prestasi baik akademik maupun non akademik.

“Kalau dari segi prestasi siswa, ada siswa yang berprestasi yang sengaja dikirim sekolah, ada juga mereka yang ikut sendiri. Seperti dari pencak silat, Bagas, kadang mewakili sekolah, kadang juga dia suka mengikuti di luar sampai pernah ke tingkat nasional, bahkan internasional,” katanya.

Dia menginformasikan bahwa siswa Bernama Bagas itu pernah ikut International Student Open Pencak Silat Championship di Jakarta, yang diselenggarakan Kemendikbud dan Kemenpora pada 2024 lalu. Di ajang tingkat internasional ini Bagas dapat juara 1 pencak silat tunggal putra.

Lebih jauh, pihaknya juga selalu mendorong peserta didik mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sesuai minat dan bakat masing-masing, seperti bola basket, pencak silat, science club, Palang Merah Remaja (PMR), Pramuka, dan Paskibra.

Demikianlah SMPN 22 Tangsel yang terus berjuang menggapai prestasi sesuai dengan visi sekolah di tengah tantangan lingkungan yang tidak mudah. [Adv]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini