INIBANTEN.COM – Dalam pidato Presiden Prabowo Subianto di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), ia menargetkan Indonesia untuk mencapai swasembada pangan dalam 4 hingga 5 tahun ke depan. Hal ini disambut dengan berbagai pandangan dari berbagai tokoh, termasuk Dadung Hari Setyo, Ketua Umum Komunitas Masyarakat Pertanian SUTA Nusantara. Dadung berbagi pandangannya mengenai langkah-langkah yang perlu diambil oleh pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan target ambisius ini.

Langkah Konkret Menuju Swasembada Pangan

Menurut Dadung, untuk mencapai swasembada pangan, pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang komprehensif dan berkelanjutan. Saat ini, kebijakan di sektor pertanian masih banyak yang tumpang tindih, sehingga diperlukan integrasi kebijakan dengan melibatkan masyarakat sebagai mitra strategis.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, partisipasi masyarakat adalah kunci keberhasilan,” jelas Dadung.

Persiapan yang Matang: Prinsip 5W+1H

Dadung juga menekankan pentingnya perencanaan berbasis prinsip 5W+1H (What, Why, Who, When, Where, How).

“Perencanaan yang terukur dengan evaluasi yang jelas akan memastikan setiap langkah menuju swasembada pangan berjalan sesuai target,” ujarnya. Pengawasan yang ketat harus diterapkan agar implementasi program bisa efektif dan tepat sasaran.

Tantangan Iklim dan Teknologi

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan swasembada pangan adalah perubahan iklim. Selain itu, Dadung menyebutkan bahwa sektor pertanian Indonesia masih tertinggal dalam hal teknologi.

“Teknologi pertanian kita masih belum mampu bersaing dengan negara-negara lain, bahkan dengan beberapa negara di Afrika Selatan,” ungkapnya.

Teknologi deteksi cuaca yang lebih canggih sangat diperlukan untuk membantu para petani dalam menghadapi ketidakpastian iklim.

Pemanfaatan Potensi Agraris Indonesia

Indonesia sebenarnya memiliki potensi agraris yang besar.

“Tanah yang subur, sinar matahari yang melimpah, dan ketersediaan air yang cukup seharusnya menjadi modal utama bagi Indonesia untuk mencapai swasembada pangan,” kata Dadung.

Namun, potensi ini masih belum dimanfaatkan secara optimal. Dadung menegaskan perlunya dukungan teknologi dan investasi untuk meningkatkan produksi pertanian.

Peran Sektor Swasta dan Petani Lokal

Dadung menggarisbawahi pentingnya peran sektor swasta dan petani lokal dalam pencapaian swasembada pangan.

“Swasta dan petani lokal adalah aktor utama di lapangan, mereka yang menjalankan kebijakan ini. Peran mereka harus diperkuat dan diberdayakan,” ujarnya.

Inovasi Teknologi Pertanian

Indonesia, menurut Dadung, membutuhkan percepatan inovasi teknologi pertanian.

“Jika kita ingin mengejar ketertinggalan, kita harus segera berinvestasi dalam teknologi pertanian modern. Petani kita masih terlalu bergantung pada metode tradisional,” tegasnya.

Pendidikan dan pelatihan teknologi bagi petani harus ditingkatkan untuk mendukung hal ini.

Peluang Ekspor Setelah Swasembada

Setelah kebutuhan pangan domestik terpenuhi, Dadung menyarankan pemerintah untuk membuka keran ekspor lebih luas.

“Ekspor hasil pertanian akan memperkuat perekonomian Indonesia. Namun, kita harus pastikan swasembada tercapai terlebih dahulu,” katanya.

Stabilitas Harga Pangan dan Neraca Pangan Nasional

Dadung juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga pangan di pasar domestik. Menurutnya, pemerintah harus membuat neraca pangan nasional yang mencakup produksi dan konsumsi secara terperinci.

“Neraca pangan ini akan menjadi dasar dalam menjaga keseimbangan antara produksi dan kebutuhan pangan nasional,” jelasnya.

Distribusi Pangan ke Daerah Terpencil

Salah satu tantangan yang tidak kalah penting adalah distribusi pangan ke wilayah-wilayah terpencil.

“Logistik menjadi isu besar dalam distribusi pangan. Pemerintah perlu memastikan bahwa semua wilayah, termasuk yang terpencil, mendapatkan akses yang sama terhadap pangan,” kata Dadung.

Dukungan kepada Petani Kecil

Dadung menekankan bahwa kesejahteraan petani kecil harus menjadi prioritas utama.

“Petani kecil adalah tulang punggung sektor pertanian. Pemerintah harus memastikan mereka mendapatkan dukungan penuh, baik dalam hal permodalan, teknologi, maupun kesejahteraan,” ujarnya.

Partisipasi Generasi Muda dalam Sektor Pertanian

Pentingnya keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian juga disinggung oleh Dadung. Ia menekankan perlunya pendidikan dan pelatihan di bidang pertanian hingga ke tingkat desa.

“Generasi milenial harus diberi peran lebih besar dalam pertanian. Mereka bisa membawa inovasi dan mempercepat tercapainya swasembada pangan,” tambahnya.

Komitmen untuk Bebas Korupsi di Sektor Pertanian

Dadung juga berharap agar sektor pertanian terbebas dari praktik korupsi.

“Pengawasan yang ketat harus dilakukan agar tidak ada lagi praktek-praktek korupsi di sektor pertanian, terutama dalam hal kebijakan dan pelaksanaannya,” tegasnya.

Menurutnya, Presiden Prabowo memiliki komitmen kuat untuk memberantas korupsi di semua sektor, termasuk pertanian.

Optimisme Mencapai Swasembada Pangan

Di akhir wawancara, Dadung menyatakan optimismenya bahwa dengan kebijakan yang tepat, Indonesia mampu mencapai swasembada pangan.

“Jika semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, bekerja sama, saya yakin Indonesia tidak hanya akan mencapai swasembada pangan, tetapi juga bisa menjadi lumbung pangan dunia,” tutupnya.

Profil Dadung Hari Setyo:

Dadung Hari Setyo adalah Ketua Umum Komunitas Masyarakat Pertanian SUTA Nusantara. Lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang, jurusan Kesejahteraan Sosial, ia telah aktif di berbagai organisasi, termasuk Gerakan Mahasiswa KOSGORO dan KNPI Pusat sebagai Ketua bidang pertanian dan kehutanan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini