INIBANTEN.COM – Polda Jawa Barat mengungkap hasil investigasi kecelakaan bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana, Depok, di Ciater, Subang.
Menggunakan Traffic Accident Analysis (TAA), polisi menemukan beberapa fakta penting di lokasi kejadian.
Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol. Wiboso, dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Selasa, 14 Mei 2024, menyatakan bahwa di lokasi kecelakaan hanya ditemukan gesekan ban bus di aspal tanpa jejak rem. Hal ini diperkuat oleh pengakuan sopir bus, S, yang mengakui adanya masalah pengereman sebelum kecelakaan terjadi.
S mengungkapkan bahwa masalah pada rem sudah dua kali diperbaiki. Pertama, dengan memanggil montir di Tangkuban Perahu, dan kedua, dilakukan sendiri di RM Bang Jul. Namun, perbaikan yang dilakukan tidak optimal karena sil yang digunakan tidak sesuai ukuran, sehingga bus tetap melanjutkan perjalanan dengan kondisi rem bermasalah.
“Pemeriksaan menemukan bahwa jarak kampas rem hanya 0,3 mm, di bawah standar minimal 0,45 mm. Selain itu, minyak rem juga tercampur air hingga 4%,” jelas Kombes Pol. Wiboso.
Lebih lanjut, ditemukan kebocoran di dalam ruang relaypart dan sambungan antara relaypart dengan booster, yang menyebabkan tekanan rem tidak maksimal. Bus juga mengalami masalah pada kompresor, di mana ditemukan campuran oli dan air, padahal seharusnya kompresor hanya berisi udara.
“Ini menunjukkan adanya kebocoran oli, dengan kondisi oli yang keruh menandakan sudah lama tidak diganti,” tambahnya.
Selain itu, Kombes. Pol. Wiboso juga menyoroti masalah kelayakan bus. Dokumen KIR bus tersebut sudah kadaluarsa sejak 6 Desember 2023, yang seharusnya selalu diperpanjang sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 133 Tahun 2015 Pasal 2 tentang uji KIR.
Dengan berbagai temuan ini, jelas bahwa rem yang bermasalah menjadi faktor utama penyebab kecelakaan tragis tersebut. Investigasi lebih lanjut akan terus dilakukan untuk memastikan penyebab dan tanggung jawab terkait insiden ini.
