INIBANTEN.COM – Pada Selasa malam, 16 April 2024, pukul 19.19 WITA, Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, menyapa dengan erupsi setelah 22 tahun ‘tidur’. Memuntahkan lava, gas, bebatuan, dan abu, mengakibatkan ketegangan di sekitar wilayah tersebut.
Tiga erupsi eksplosif tercatat sejak status Gunung Ruang dinaikkan menjadi Level III atau Siaga oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Desa Pumpente dan Desa Patologi di Kecamatan Tagulandang menjadi lokasi terdampak, dengan dampak yang signifikan terasa pada Rabu, 17 April 2024, saat erupsi kedua terjadi pada pukul 01.30 WIB, mengakibatkan hujan abu vulkanik dan terputusnya jaringan komunikasi di beberapa daerah.
Laporan BPBD kabupaten Sitaro, mencatat lebih dari 270 Kepala Keluarga atau 800 jiwa mengungsi, dengan tempat pengungsian yang tersebar di beberapa lokasi seperti Gereja, Balai Latihan Kerja, dan Gedung Pertemuan Umum di Kecamatan Tagulandang.
Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari dan memberikan bantuan serta menyusun strategi evakuasi dan penyiapan sarana.
PVMBG menyarankan agar masyarakat tetap waspada dan tidak mendekati radius 4 km dari pusat kawah aktif Gunung Ruang, sementara juga menyarankan untuk mengikuti perkembangan aktivitas melalui aplikasi resmi MAGMA Indonesia.