INIBANTEN.COM – Sebuah video kontroversial viral di media sosial memperlihatkan dugaan aliran sesat yang memperbolehkan pasangan suami istri untuk berganti pasangan.

Dalam rekaman tersebut, dua orang diduga pemuka agama menjelaskan bahwa dalam ajaran mereka, saling menukar pasangan dianggap sah selama kedua pasangan tersebut saling suka.

Dalam video yang diunggah oleh akun kabar.negeri, pada Senin, 26 Februari 2024, seorang pria yang diduga sebagai pemimpin aliran tersebut mengungkapkan bahwa dalam pergaulan mereka, seperti halnya dalam hubungan suami-istri, pasangan diperbolehkan untuk bertukar asal keduanya sama-sama setuju dan merasa suka.

“Kayak suami-istri itu pergaulannya, gitu mintanya. Di sini dibebaskan kita ini dibebaskan gitu. Masalah ada bisanya, mau tukar pasangan pun boleh dan di sini yang penting gitu intinya,” ucap pria tua berbaju hijau di tengah.

“Makanya di agama yang lain nggak ada kayak gini tuh nggak ada yang sama suaminya ya itulah. Janda kok boleh kyai, kan belum menikah jadi pasangan gimana tuker tukeran. Kebebasan di sini gitu. Boleh tuker tukeran boleh di sini boleh,” tambahnya.

Meskipun belum diketahui lokasi pasti dari aliran tersebut, video tersebut menuai kontroversi di media sosial.

Pria yang terlihat dalam rekaman tersebut menegaskan bahwa tidak ada paksaan dalam pertukaran pasangan dan bahwa semuanya berdasarkan kesepakatan dan kesukaan bersama.

“Oh pasangan tuker tukeran kalau ceweknya suka gitu, yaudah sama-sama suka ya udah langsung saja. Sama siapa aja boleh, boleh yang penting kita sama-sama suka tuker tukeran pasangan,” ujarnya.

“Intinya gitu. Makanya kalau nggak ada paksaan gitu ya, ini kalau mau, ini sama ini gitu. Ini tuker tukeran. Iya boleh, sekarang juga boleh kalau sama-sama suka udah berapa tahun? Mumpung ada kyai berarti kalau ngaji di sini boleh, istrinya ganti-gantian yang penting sama-sama suka aja. Mantap lanjut Ya Allah.” ucapnya.

Meskipun belum ada klarifikasi resmi dari pihak berwenang, video tersebut telah memicu perdebatan tentang batasan-batasan kebebasan dalam praktik keagamaan serta risiko dari interpretasi ajaran yang ekstrem.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini