Oleh:Agam Pamungkas Lubah

Pertanyaan mengenai asal mula nama Tangerang, apakah berasal dari kata ‘Tengger’ atau patok, telah menjadi perbincangan lama. Dalam upaya meluruskan sejarah lokal, kita dapat memulai dengan mengikuti alur cerita masyarakat, meskipun belum ada sejarawan masa lalu yang secara resmi menulis tentang asal muasal nama Tangerang.

Cerita dimulai dari sebuah ‘tengger,’ patok yang didirikan oleh Pangeran Sugri, putra Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Banten (1651-1683), pada abad ke-17. Prasasti tersebut mencatat tugu yang dipancang sebagai pembatas Timur Cipamugas (Cisadane) dan Barat Cidurian. Stigma masyarakat pun muncul, mengaitkan asal mula nama Tangerang dengan tiga maulana yang diutus oleh Pangeran Sugri.

Namun, jika kita teliti tahun berdirinya tugu pada 1684, yang bersamaan dengan berakhirnya kekuasaan Banten di wilayah Tangerang, ada satu bagian dari sejarah yang hilang. Kata ‘Tangerang’ sendiri.

Mencermati rekam jejak, nama Tangerang sudah ada sebelum prasasti tugu didirikan. Catatan sejarah mencatat keberadaan Banten sebagai induk Tangerang sejak 1421 M oleh penjelajah seperti Tome Pires dan Mao Kun. Selain itu, laporan ekspedisi Francisco ‘de Sa pada tahun 1527 menyebutnya sebagai ‘Tamgaram.’

Nama Tangerang juga disebut dalam tutur masyarakat lokal pada abad ke-16 sebagai Sungai Tangaram. Bahkan, penulis Portugis Joao de Barros pada tahun 1527 menyebut Pelabuhan Tangaram, diduga menjadi Tangerang.

Dengan perbedaan angka tahun antara kedatangan Portugis dan pendirian prasasti tugu, istilah ‘Tengger’ sebagai asal nama Tangerang masih membutuhkan kajian lebih mendalam.

Beberapa penelitian mendalam, seperti karya Hoesein Djajadiningrat, menunjukkan bahwa sejarah Tangerang perlu dilihat dari sudut pandang dan kepentingan kerajaan Banten pada masa itu.

Melalui pemahaman ini, kita dapat lebih memahami bahwa nama Tangerang bukanlah sesuatu yang baru muncul pada abad ke-17, melainkan sebuah warisan kuno yang eksis sebelum Kerajaan Banten atau Jacatra. Sebuah cerminan sejarah yang menarik untuk digali lebih dalam.

Wallahu a’lam bishawab
Semoga Manfaat
Sumber: KITLV

#Padepokan Roemah Boemi Pamoelang #HISTORIA Tangsel 23 Jan’ 2023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini