INIBANTEN.COM – Polres Gresik, Polda Jatim, tengah mendalami peristiwa kericuhan yang terjadi setelah pertandingan antara tuan rumah Gresik United dan Deltras FC pada lanjutan Liga 2 Indonesia di luar Stadion Gelora Joko Samudro.
Kapolres Gresik, AKBP Adhitya Panji Anom, menyatakan bahwa pihaknya sedang mengumpulkan semua bukti yang ada, termasuk rekaman video dan CCTV, untuk mendalami peristiwa tersebut.
“Sampai saat ini kami masih mendalami kejadian tersebut. Kami mengumpulkan semua bukti yang ada baik itu rekaman video, CCTV, dan lain-lain,” ujar Kapolres Gresik, seperti dilansir dari Antaranews, Senin, 20 November 2023.
Dari pendalaman yang dilakukan, pihak kepolisian berencana menetapkan tersangka yang diduga menjadi provokator terjadinya kericuhan. Kericuhan bermula dari kekecewaan penonton tuan rumah setelah timnya kalah 1-2 dari Deltras FC.
Kapolres Gresik menjelaskan bahwa sejumlah suporter mencoba mendatangi manajemen dengan memaksa masuk ke dalam stadion, namun dihalangi oleh petugas. Beberapa penonton kemudian melemparkan batu ke bus Deltras FC.
“Kami tidak bersikap reaktif dan mengimbau suporter bisa kembali ke rumah masing-masing, namun imbauan itu tidak dihiraukan. Bahkan, petugas mendapat lemparan batu dari suporter yang ada di lapangan parkir, maupun atas lapangan parkir lantai 2,” jelasnya.
Dalam situasi tersebut, pihak kepolisian tetap menahan diri dan terus mengimbau suporter untuk membubarkan diri. Namun, eskalasi kekerasan semakin meningkat, bahkan menyebabkan 10 anggota Polri mengalami luka.
“Setelah itu kami melakukan tindakan tegas terukur dengan membubarkan suporter dengan menembakkan gas air mata,” ujarnya.
Kapolres menegaskan bahwa penembakan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur karena dilakukan di ruang terbuka dan melalui tahapan yang sangat panjang. Meskipun demikian, dari kericuhan tersebut, tujuh suporter dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan.
“Sekarang telah dipulangkan karena tidak ada cedera yang serius, hanya masalah pernapasan. Kami akan membantu melakukan home visit dari dokter Biddokkes Polda Jatim untuk mengontrol suporter yang sudah kembali ke rumah,” jelasnya.
Sementara itu, dari 10 orang korban dari polisi, lima orang masih dirawat karena mengalami luka di bagian kepala akibat lemparan batu.
Kepolisian terus bekerja untuk mengidentifikasi pelaku kericuhan dan memastikan keamanan di pertandingan sepak bola mendatang.