INIBANTEN.COM – Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera membangun proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel.
PSEL Tangsel merupakan proyek KPBU sistem pengelolaan persampahan (waste management) yang terletak di Kelurahan Serpong (TPA Cipeucang).
Proyek ini direncanakan akan menghasilkan listrik sebesar 15,7 MW dengan harga jual sesuai aturan Perpres Nomor 35 Tahun 2018 yaitu 13,35 cents/kWh.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel Wahyunoto mengatakan, mengacu pada Perpres No 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi PSEL Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, pembangunan fasilitas PSEL di Kota Tangsel segera dilakukan dan ditargetkan akan mulai beroperasi pembangun pada tahun 2023.
“Ia tergantung studi perencanannya karena itu program pusat dan DLH Tangsel harus siap untuk program tersebut,” ungkap Wahyunoto saat dikinfirmasi di kantornya, Selasa (20/06/2023).
Program PSEL bisa berjalan sesuai dengan pemerintah pusat. Kalau menggunakan skema asnsosisted itu bisa menggunakan tenaga ahli kita kalau dari pihak investor ada yang minat tahun ini itu bisa ditenderkan.
“Invetor harus membuat perencanaanya sesuai feasibility study (FS) adalah teknik analisis yang digunakan untuk menilai kualitas dari faktor-faktor sebuah proyek dan menyerahkan ke DLH dan itu harus diawasi Pengawasan Internal Pemerintah BPKP Tangsel terlebih dulu,” terangnya.
Lanjut wahyunoto menegaskan, target pemerintah pusat tahun ini untuk program PSEL di Tangsel. Untuk itu Kota Tangsel harus siap karena sudah ada ketentuannya dan lahan untuk program PSEL kurang lebih sekitar 3 hektare.
Pada tahun sebelumnya, banyak kendala yang dihadapi salah satunya karena Garis Sepadan Sungai (GSS). Untuk itu, tahun ini, DLH Tangsel berharap proyek tersebut semoga terealisasi.
“Tangsel siap kalau sudah ada studi kelayakan dan itu sudah ketentuan di perpres No 35/2018,” tegasnya.
Pasalnya, 550 ton sampah per hari dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik sebesar 5 MegaWatt. Sampah tersebut terdiri dari 350 ton sampah baru dan 200 ton sampah existing yang telah menumpuk.
Jika PSEL ini bisa berjalan dengan lancar, tentu mengubah sampah menjadi energi listrik akan membantu mengurangi jumlah sampah setiap harinya yang terus bertambah. Hal ini bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. (Wrd)