Inibanten.com – Komplotan Wowon serial killer telah melaksanakan rekontruksi.Kasubdit Jatanras Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga memimpin reka ulang kasus pembunuhan berantai yang digelar pada Kamis 2 Maret 2023.

Lokasi pertama adalah rumah tersangka Solihin alias Duloh (63 tahun) dengan memperagakan 30 adegan.

“Di lokasi pertama rumah tersangka Duloh tempat pembunuhan korban Wiwin dan Noneng asalnya akan dilakukan 22 adegan, tapi berkembang menjadi 30 adegan,” ucap Indrawienny
Panjiyoga.

Lokasi kedua di rumah tersangka Wowon Erawan alias Aki (60 tahun) dengan memperagakan 30 adegan TKP berada di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.

Di lokasi ini merupakan tempat pembunuhan korban Bayu Erawan. Awalnya akan diperagakan 19 adegan, tapi bertambah menjadi 30 adegan.

Bayu Erawan adalah anak Wowon dari perkawinannya dengan Ai Maemunah yang ikut menjadi korban pembunuhan.

“Terakhir di lokasi rumah kontrakan Wowon tempat pembunuhan korban Farida asalnya akan dilakukan 22 adegan, tapi menjadi 34 adegan. Sehingga total di tiga lokasi itu 94 adegan,” ujar Indrawienny
Panjiyoga yang juga mengatakan

Farida adalah korban yang dibawa oleh Dede Solehudin (42 tahun) tersangka lainnya.

Berikut ini fakta lainnya yang terungkap dalam rekontruksi yang berlangsung di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat:

– Dede berperan sebagai penjemput para korban yang akan dieksekusi. Korban Wiwin dan Nining dijemput oleh Dede dari Bandung, sedangkan korban Farida dijemput dari sebuah mall di kota Cianjur.

– Wowon Erawan alias Aki adalah dalang dari seluruh aksi sindikat ini, baik yang terjadi di Bekasi maupun Cianjur,  sedangkan peran Solihin alias Duloh adalah eksekutor dari seluruh tempat kejadian perkara (TKP).

– Uang yang terkumpul dari hasil penipuan sindikat ini berjumlah sekitar Rp1 miliar.

– Rekonstruksi tambahan akan digelar di lokasi tambahan di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, yakni rumah kontrakan Wowon saat tinggal bersama istrinya, Ai Maemunah.

“ Kami menyebut komplotan ini adalah sindikat pelaku penipuan dan pembunuhan,” kata Indrawienny
Panjiyoga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini