Inibanten.com – Penjualan tiket secara daring dan penanganan penonton masuk ke lapangan menjadi salah satu materi kursus manajemen stadion yang diprakarsai Polri.
Materi tersebut disampaikan personel Kepolisian Skotlandia Patrick O’callaghan dan Mr. Prof David Mcllhalton serta Mr. Calum Glenny dari Coventry University.
Asops Kapolri Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi menuturkan, kursus ini dibagi menjadi dua kelas agar efektif. Untuk kelas A pematerinya Patrick O’callaghan dan kelas B diampu oleh Prof. David dibantu Calum Glenny.
”Ini untuk bisa mengendalikan jumlah penjualan tiket dan mengurangi risiko penonton tanpa tiket masuk,” ungkapnya, Jumat 27 Januari 2023.
Dalam kelas itu, berbagai langkah penanganan kerusuhan dalam stadion dibahas. Di antaranya, penyiapan jalur keluar penonton di stadion sekaligus jalur evakuasi pemain dan official klub sepak bola. Bahkan, saat kondisi penonton turun ke lapangan.
Ada pula bahasan mengenai penggunaan alat announcer atau pengumuman saat kondisi mulai rusuh. Saat terjadi kerusuhan setiap provokator dan pelaku anarkis harus diamankan. Hal itu untuk mencegah berkembangnya kerusuhan dan membatasi kemungkinan penonton lain ikut berbuat rusuh.
Dalam pengamanan tersebut ada skala prioritas yang ditujukan untuk mengamankan difabel, anak-anak, dan orang tua. Pengamanan juga harus memastikan bahwa penonton sesuai dengan tiket yang dimilikinya.
Disampaikan juga oleh Agung Setya Imam Effendi, persiapan fasilitas penanganan kondisi darurat, seperti alat kesehatan dan pemadam kebakaran, serta pemetaan kondisi kerusuhan yang harus dilakukan sesuai dengan standar FIFA.
”Security plan protection setiap pertandingan sepak bola harus disiapkan sebelum pertandingan,” jelas Agung Setya Imam Effendi.
Dalam kursus manajemen stadion, dibahas juga saat penonton masuk ke lapangan, maka penanganannya dilakukan oleh steward. Barulah saat steward yang tidak lagi mampu menangani penonton yang masuk ke lapangan, kepolisian yang akan mengambil alih komando.
“Saat itulah yang diperlukan berupa langkah kontijensi, memperkirakan situasi yang akan segera terjadi,” tutur Agung Setya Imam Effendi.